Sabtu, 22 Desember 2012

Sejuntai kata

Lika pun berlari memasuki rumahnya. Tapi henti sedikitpun seketika langsung memasuki kamarnya dan menutup pintu dengan bantingan yang kencang.
Sejengkal kata-kata andre tadi sore masih menyentakkan dadanya. Dengan cepat dia pun melepas pakaian dan sepatu dan menggantinya dengan pakaian santai. Lika pun terpaku dalam kamarnya, tak lama kemudian air mata pun menetes tanpa sepengetahuannya. Dia masih belum bisa mencerna apa arti sebenernya dari kata-kata yang dilontarkan andre. Lika pun merenungkan setiap kata yang di ucapkan andre tadi siang.
"Apa maksud dari kata-kata yang kau ucapkan dre?" "mengapa hatiku begitu sakit mendengarnya?". "Mana ada sih yang namanya kesempatan ke empat? kesempatan ke tiga aja gak ada. aku udah cukup sabar nunggu kamu buat berubah tapi apa kenyataannya? kamu gak berubah. Maaf lika, kita putus. I love you" semua kalimat yang andre ucapkan terekam kembali dalam ingatan lika. Tak ada sedikitpun yang terhilang Lika hafal betul semua itu. Apakah itu yang kau inginkan dre? tapi mengapa kau membuatku semakin bingung dengan kata terakhir yang kau ucapkan? hal ini semakin membuatku gila, sejuntai pertanyaan ada dalam kepala Lika. dan tak ada satupun pertanyaan memiliki jawabannya. Lika pun lelah dengan semuanya, lelah dengan semua yang ada dipikirannya dan lelah karna terus menangis dan akhirnya dia pun tertidur di kamarnya.